Latar Belakang

Pandemi COVID-19 merupakan wabah yang telah mempengaruhi dinamika global. Upaya pencegahan penyebaran virus corona ini, memaksa adanya pembatasan pergerakan baik manusia dan barang pada skala global, nasional, hingga lokal. Kebijakan pembatasan-pembatasan yang diterapkan secara menyeluruh ternyata berdampak hebat terhadap berbagai aspek kehidupan. Pertumbuhan ekonomi global menurun sebesar 2,1%, yang mana pukulan keras terhadap pertumbuhan ekonomi dirasakan baik oleh negara berkembang sebesar 2,5% dan negara-negara dengan pendapatan tinggi sebesar 1,9% 1. Selain itu, 11 (sebelas) juta dari 70 (tujuh puluh juta) anak usia 10 (sepuluh) tahun tidak bisa membaca akibat terganggunya kegiatan sekolah pada masa pandemi 2. Guncangan ini dianggap sebagai disrupsi ekonomi terbesar, bahkan membawa penderitaan terhadap banyak masyarakat. Pukulan keras terhadap perekonomian baik lokal dan regional menyebabkan peningkatan kemiskinan dan ketimpangan yang dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap pembangunan masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang dianggap memiliki ketahanan diantara negara-negara lainnya, karena penurunan pertumbuhan ekonomi selama pandemi hanya mencapai 1,74%3. Meskipun begitu, Badan Pusat Statistik Indonesia melaporkan bahwa 35,56% perusahaan atau pelaku usaha di Indonesia melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja4. Sebagai dampak lanjutan, terjadi peningkatan jumlah masyarakat miskin 0,5%-3,2%. Namun, dari disrupsi ini ternyata banyak hal yang dapat dipelajari, terutama pada kasus pandemi di Indonesia. Dalam kegiatan ekonomi, ternyata didapatkan bahwa dari 15 dari 100 perusahaan melakukan diversifikasi usaha. Selain itu adalah kenaikan jumlah penggunaan internet dan teknologi informasi, termasuk pada sektor jasa pendidikan.

Pasca Pandemi Covid-19, berbagai kebijakan dilakukan oleh pemerintah sebagai bentuk pemulihan ekonomi sosial masyarakat. Meskipun begitu, ternyata tidak mudah dalam memulihkan masyarakat dari disrupsi hebat yang dirasakan selama masa pandemi. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan upaya-upaya lainnya yang tidak hanya memulihkan tetapi juga mendorong potensi yang masyarakat yang berkembang di masa pandemi untuk mewujudkan masyarakat yang kuat. Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam upaya pemulihan sosial-ekonomi pada pasca pandemi melalui salah satu pilar dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan pengabdian ini, perguruan tinggi dapat langsung terjun ke masyarakat untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan sebagai dampak dari pandemi Covid-19 di lingkungan masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat sehingga semakin kuatnya ketahanan sosial-ekonomi masyarakat di masa ini. Berdasarkan hal tersebut, Itenas Bandung sebagai perguruan tinggi yang membangun karakter bangsa melalui penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi yang berkualitas, melaksanakan Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dengan tema Membangun Ketahanan Sosial-Ekonomi Masyarakat Pasca Pandemi COVID-19 melalui Pengabdian kepada Masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan salah satu upaya Itenas Bandung menjadi wadah diseminasi dan forum berbagi wawasan sebagai proses pembelajaran bersama untuk meningkatkan ketahanan sosial-ekonomi masyarakat Indonesia pasca pandemi COVID-19. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu mendorong semangat pengabdian kepada masyarakat bagi civitas akademik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.